Minggu, 28 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN MENGENAL ORDO SERANGGA HAMA

I.     PENDAHULUAN
1.1.       Dasar Teori
       Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. ( rumahkuhijau.com)
       Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga halnya pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari berbagai ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan . (Rioardi, 2009.)
       Penggolongan serangga di bagi atas 6 ordo serangga adalah sebagai berikut : a) Ordo Orthoptera. Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago).
Beberapa contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), belalang pedang (Sexava spp.),  jangkrik (Gryllus mitratus Burn dan Gryllus bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.). b) Ordo Hemiptera . Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini  pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman: Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk),  hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii),  walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus viridula). c) Ordo Homoptera Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.) sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk berpindah habitat. Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain: wereng coklat (Nilaparvta lugens),  wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae). d) Ordo Lepidoptera Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo. lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago). Larva sangat berpotensi sebagai  hama tanaman, sedangkan imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut. Yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi putih (Tryporyza innotata Walker). e) Ordo Coleoptera Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago).  Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) jenisnya bentuk tubuh yang beragam dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis serangga lain. Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda. Serangga yang yang merusak tanaman, antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.), kumbang daun kangkung, semangka, dan terung (Epilachna sp.), kumbang daun keledai (Phaedonia inclusa Stal.), penggerek batang cengkih (Nothopeus fasciatipennis Wat. ). f) Ordo Diptera  Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap” merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter yang multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat pendengaran.Metamorfosisnya “holometabola”             (telur-larva-kepompong –imago). Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain :  lalat buah (Bactrocera sp.), lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),  hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason). g) Ordo Odonata Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai pemangsa pada beberapa serangga lain jenis. Contohnya Capung (Ischnura ceruvula). (Rioardi, 2009)
Tipe perkembangan hidup serangga terbagi atas dua tipe yaitu paurometabola dan holometabola. Pada paurometabola, bentuk nimfa mirip dewasa hanya saja sayap belum berkembang dan habitat (tempat tinggal dan makanan) nimfa biasanya sama dengan habitat stadium dewasanya. Contoh paurometabola adalah jenis-jenis kepik seperti walang sangit, yang nimfanya menempati habitat yang sama dengan kepik dewasa, biasanya pada daun. Jenisjenis belalang (Orthoptera) dan lipas (Blattaria) juga termasuk paurometabola, nimfa dan stadium dewasanya hidup dan makan pada habitat yang sama. Dan pada holometabola. Bentuk pradewasa (larva dan pupa) jenisjenis holometabola ini sangat berbeda dengan stadium dewasanya. Perhatikanlah bentuk bentuk larva seperti ulat bulu, ulat hijau, ulat jengkal yang kelak menjadi pupa dan kemudian menjadi kupu-kupu indah dan berwarna-warni. Habitat larva bisanya sangat berbeda dari habitat dewasanya. Ulat makan daun sedangkan kupu mengisap cairan bunga. Demikian pula, larva lebah madu dipelihara oleh pekerja (dalam koloni), makan madu; tapi lebah dewasa yang bersayap terbang mencari serbuk bunga sebagai makanannya. Contoh serangga holometabola Kumbang (Coleoptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera) dan semut serta lebah (Hymenoptera)
Tipe  mulut serangga terbagi atas 7 ordo sebagai berikut Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan. Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen . Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan.  Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya. Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan. Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang. Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu. Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus. Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk. Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan. ( Triharso. 2004)
1.2.       Tujuan
-       Untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.
-       Untuk mengetahui lenih jelas perbedaan masing-masing bagian tumbuhan serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi ke enam serangga hama tersebut.

II.  BAHAN DAN METODE
2.1.       Tempat dan Waktu
Praktikum Dasar-dasar perlindungan tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu 06 April 2013 betempat di Laboraturium Budidaya pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2.        Alat dan Bahan
Pada praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman yang berjudul mengenal ordo serangga hama ini memnggunakan alat dan bahan ada pun alat tersebut adalah lup, alat gambar, alat tulis dan bahan yang di gunakan belalang  kayu (Valanga nigricarnis), walang sangit (leptocorisa acuta), kutu daun (Aphis Sp),  lalat buah (Dacus Sp), kumbang kelapa (oryctes rhinoceros), ulat pisang.
2.3.       Cara Kerja
a)      Setiap praktikan agar memebuat hasil pengamatan dalam bentuk gamabar dari masing-masing ordo seranggga hama, yang di gambar adalah :
-          Bentuk serangga secara keseluruhan
-          Per masing-masing bagian, yaiitu sayap depan dan belakang , kepala (caput), dada (thorax), perut (abdoment), dan kaki
-          melakukan pengklisifikasian (genus, spesies, ordo dan familia)
b)      Gambar hasil pengamatan(per kelompok) dibuat sebagai laporan sementara yang ditanda tangani oleh asiasten.












III.        HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.       Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Table 1
No
Nama serangga
Ordo serangga
Tipe perkembangan
Tipe alat mulut
Bagian tanaman yang diseramg
1
Belalang kayu
(Valanga nigricarnis)
Orthoptera
Paurometabola
Menggit mengunyah
Daun dan tanggkai yang muda
2
Walang sangit
(leptocorisa acuta)
Hemiptera
Paurometabola
Menggit menghisap
Malai padi
3
Kumbang kelapa
(oryctes rhinoceros)
Coloeptera
Holometabola
Menggit mengunyah
Batang kelapa
4
Kutu daun
(Aphis Sp)
Homoptera
Paurometabola
Menghisap menusuk
Daun muda
5
Lalat buah
(Dacus Sp)
Diptera
Holometabola
Menggit mengunyah menjilat
Buah
6
Ulat pisang
Lepideptera
holometabola
Menghisap menusuk
Daun










3.2.       Pembahasan
3.2.1.      Belalang kayu
grasshopper-tiga-bagian-wings-avkids-com.jpg
(id.wikipedia.org/wiki/Belalang)
Bagian tubuh belalang terdiri atas sayap kepala, taranks, sayap depan dan sayab belakang, abdomen dan kaki
Klasifikasi belalang kayu adalah sebagai berikut
Kingdom                     : Animalia
Phylum                        : Arthropoda
Class                            : Insecta
Order                           : Orthoptera
Family                         : Acridoidea 
Genus                          : Valanga
Specific name             : Nigricornis
Scientific name           : Valanga nigricornis
          Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap Belalang (Valanga nigricornis) memiliki morfologi, berwarna kecoklatan, memiliki sepasang antenna, 2 buah mata majemuk. Memiliki 2 pasang sayap dimana sayap depan lebih sempit dibanding sayap belakang, 3 pasang kaki dimana memiliki kaki belakang yang besar. Belalang dapat dikendalikan dengan cara merawat kumbang endol yang lawanya sebagai parasite telur belalang.

3.2.2.      Walang sangit
12273690-md.jpg 
(rumahkuhijau.com)
Bagian-bagian walang sangit nomer 1 thorax, 2 sayap, 3 abdomen, 4 kaki ,5 antena
Klasifikasi walang sangit adalah sebagai berikut
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hemiptera
Famili              : Alydidae
Genus              : Leptocorixa
Spesies            : Acuta
Author             : Thunberg
          Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Secara umum morfologinya tersusun atas caput tungkai depan, sayap depan, sayap belakang tungkai belakang, abdomen, toraks, dan antena. Serangga ini memiliki sayap depan yang keras,tebal,dan tanpa vena. Pengendalian hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut: Menanam tanaman secara serentak, Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit, menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap, penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga, melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.

3.2.3.      Kumbang Kelapa
rhino-2.jpg
(www.tanindo.com.)
Keterangan bagian-bagian kumbang kelapa nomer 1 mata, nomer 2 mulut, nomer 3 kaki, nomer 4 kepala, nomer 5 abdomen.
Klasifikasi kumbang kelapa adalah sebagai berikut
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Coleoptera
Famili              : Scarabaeidae
Genus              : Oryctes
Spesies            : Oryctes rhinoceros L.
Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang kelapa Oryctes rhynoceros memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk menyerupai huruf ”C”, berukuran seperti biji durian, mempunyai caput, thorax, abdomen, kaki, mulut, mata, berwarna keputihan. Gejala serangannya yaitu pada daun nampak berlubang-lubang. Pada fase imago, kumbang Oryctes rhynoceros berwarna gelap sampai hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus. Pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas di belakang kepala. Untuk mengendalikan kumbang kelapa dapat menggunakan jamur antagonis Metarhizium anisopliae. Jamur ini tidak hanya efektif untuk mengendalikan larva namun juga dapat menginfeksi kumbang.
3.2.4.      Kutu Daun
KUTU.jpeg
www.tanindo.com
Klasifikasi kutu daun adalah sebagai berikut
Kingdom                     : Animalia
Filum                           : Arthropoda
Kelas                           : Insecta
Ordo                            : Hemiptera
Subordo                     : Sternorrhyncha
Superfamili                  : Aphidoidea
Famili                          : Aphididae
Berdasarkan hasil pengamatan, memiliki ciri morfologi yaitu berwarna putih, mempunyai caput, thorax, abdomen dan tungkai. Kutu putih  memiliki ciri morfologi yaitu alat mulut menusuk menghisap, ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap, nimfa dan imago hidup bergerombol, warna umumnya hijau ayau, hijau kehitaman, dan kadang-kadang berwarna coklat. Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas seluas 0,25 m2. Hitung serangga dewasa yang ada setiap 2 minggu, pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma atau dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh langsung serangga yang di-temukan, pengendalian biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator dari famili Syrphidae, Menochillus sp., Scymnus sp. (Coccinelidae), Crysophidae, Lycosidae dan parasitoid Aphytis sp.
3.2.5.      Lalat Buah
(angga1503.wordpress.com)
Klasifikasi lalat buah adalah sebagai berikut
Kingdom         : Animalia
Phyllum           : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Drosophilidae
Genus              : Drosophila
Spesies            : Drosophila melanogaster
Berdasarkan hasil penelitian morfologi lalat buah adalah sebagai berikut Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan  thoraxnya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras. Daur hidup dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit buah. Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas dan menjadi berenga. Berenga tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu. Berenga yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah, kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa.. Lama masa pupa 7-8 hari. Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung keadaan udara. Dalam satu tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi. pengendaliannya  dengan  memanfaatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem. Seperti Pengendalian Bractocera dorsalis yang sudah dilakukan adalah dengan pemanfaatan musuh alami sebagai agen pengendali. Di mana dalam aplikasinya perlu ditunjang oleh beberapa hal, yaitu teknik perbanyakan inangnya yaitu B. dorsalis dengan menggunakan pakan buatan; eksplorasi, identifikasi musuh alami, yakni parasitopid B. dorsalis serta peranannya dalam pengelolaan hama lalat buah; dan manipulasi musuh alami melalui praktik agronomis agar efektif sebagai agen pengendali hayati.
3.2.6.      Ulat daun pisang
Untitledkkkk.png
(Wikipedia.com)
Klasifikasi ulat daun pisang adalah sebagai berikut
Nama umum                : Erionota thrax (Linnaeus, 1767)
Klasifikasi                   : Kingdom : Animalia
Filum                           : Arthropoda
Kelas                           : Insecta
Ordo                            : Lepidoptera
Famili                          : Hesperiidae
Morfologi ulat daun pisang dalah sebagai berikut kupu-kupu mengisap madu bunga pisang dan melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur pada malam hari, telur diletakkan berkelompok sebanyak ± 25 butir pada daun pisang yang masih utuh, ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan, tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin, pupa berada di dalam gulungan daun, berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan mempunyai belalai (probosis). Siklus hidup di Bogor berkisar antara      5 – 6 minggu.





  



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar