I.
PENDAHULUAN
1.1.
Dasar Teori
Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang
umumnya berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan
kerusakan pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara
ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik
kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh
karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah
melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan
terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang
yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan
serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan
kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. (
rumahkuhijau.com)
Serangga merupakan kelompok organisme
yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka
bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena
itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi
sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian
dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan
mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan
produksi sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak
dilakukan pengendalian secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan
upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik
pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga
halnya pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari berbagai
ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan . (Rioardi,
2009.)
Penggolongan serangga di bagi atas 6 ordo
serangga adalah sebagai berikut : a) Ordo Orthoptera. Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron
artinya “sayap”. Golongan serangga
ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di
antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian
belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai
ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan
imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula,
sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium
dengan palpus labialisnya. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola
yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago).
Beberapa
contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), belalang pedang (Sexava spp.), jangkrik (Gryllus mitratus Burn dan Gryllus bimaculatus De G.), anjing tanah
(Gryllotalpa africana Pal.). b) Ordo
Hemiptera . Hemi artinya “setengah”
dan pteron artinya “sayap”. Beberapa
jenis serangga dari ordo ini pemakan
tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan
golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya
mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya
mirip selaput, dan syap belakang seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan
tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur
> nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong
(rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap.
Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman: Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk), hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao
(Helopeltis antonii), walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus viridula). c) Ordo Homoptera Homo artinya “sama” dan pteron
artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen.
Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan
tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis
sp.) sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi
sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk berpindah
habitat. Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola
(telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain: wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus
persicae). d) Ordo Lepidoptera Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron
artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo. lepidoptera menggigit-mengunyah
tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe
“holometebola” (telur-larva-pupa-imago). Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan imagonya(kupu-kupu
dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang
sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari
rambut. Yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun
kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu
pastur (Papilio memnon L), ulat
penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia
theivora Wls), penggerek padi putih (Tryporyza
innotata Walker). e) Ordo Coleoptera Coleos
artinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan
yang mengeras dan tebal seperti seludang
berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang
mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola”
atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva
– kepompong (pupa) – dewasa (imago).
Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah)
jenisnya bentuk tubuh yang beragam dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis
serangga lain. Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun
ada juga yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda. Serangga
yang yang merusak tanaman, antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.), kumbang daun kangkung, semangka, dan terung
(Epilachna sp.), kumbang daun keledai
(Phaedonia inclusa Stal.), penggerek batang cengkih (Nothopeus fasciatipennis Wat. ). f) Ordo Diptera Di
artinya “dua” dan pteron artinya
“sayap” merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan,
pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu
pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter
yang multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan
alat pendengaran.Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong –imago).
Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya
menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau
menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain : lalat buah (Bactrocera sp.), lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina), hama
ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason).
g) Ordo Odonata Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah
dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Metamorfosisnya bersifat
Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang
dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai pemangsa pada
beberapa serangga lain jenis. Contohnya Capung (Ischnura ceruvula). (Rioardi, 2009)
Tipe
perkembangan hidup serangga terbagi atas dua tipe yaitu paurometabola dan
holometabola. Pada paurometabola, bentuk nimfa mirip dewasa hanya saja sayap
belum berkembang dan habitat (tempat tinggal dan makanan) nimfa biasanya sama
dengan habitat stadium dewasanya. Contoh paurometabola adalah jenis-jenis kepik
seperti walang sangit, yang nimfanya menempati habitat yang sama dengan kepik
dewasa, biasanya pada daun. Jenisjenis belalang (Orthoptera) dan lipas
(Blattaria) juga termasuk paurometabola, nimfa dan stadium dewasanya hidup dan
makan pada habitat yang sama. Dan pada holometabola. Bentuk pradewasa (larva
dan pupa) jenisjenis holometabola ini sangat berbeda dengan stadium dewasanya.
Perhatikanlah bentuk bentuk larva seperti ulat bulu, ulat hijau, ulat jengkal
yang kelak menjadi pupa dan kemudian menjadi kupu-kupu indah dan
berwarna-warni. Habitat larva bisanya sangat berbeda dari habitat dewasanya.
Ulat makan daun sedangkan kupu mengisap cairan bunga. Demikian pula, larva
lebah madu dipelihara oleh pekerja (dalam koloni), makan madu; tapi lebah
dewasa yang bersayap terbang mencari serbuk bunga sebagai makanannya. Contoh
serangga holometabola Kumbang (Coleoptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera)
dan semut serta lebah (Hymenoptera)
Tipe
mulut serangga terbagi atas 7 ordo
sebagai berikut Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut
pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat
dapat dijumpai di pepohonan. Ordo
Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang
mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen .
Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang
memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis
ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya. Ordo
Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya
adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat
lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang
pada dedaunan. Ordo Othoptera
termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator.
Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai
yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang. Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen
terdiri atas toraks dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu. Ordo
Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas
satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu,
di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini
merupakan pemakan humus. Ordo Hemiptera
memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah
dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat
parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian
bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk. Ordo Odonata memiliki tipe mulut
pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan
sebagian bersifat kanibal
atau suka memakan sejenis. Habitatnya
adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar
danau, dan pada daerah bebatuan. ( Triharso. 2004)
1.2.
Tujuan
-
Untuk
mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.
-
Untuk
mengetahui lenih jelas perbedaan masing-masing bagian tumbuhan serangga
(kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi
ke enam serangga hama tersebut.
II.
BAHAN DAN METODE
2.1.
Tempat dan
Waktu
Praktikum Dasar-dasar perlindungan tanaman dilaksanakan pada hari Sabtu
06 April 2013 betempat di Laboraturium Budidaya pertanian, Fakultas pertanian,
Universitas Palangka Raya.
2.2.
Alat dan Bahan
Pada praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman yang berjudul mengenal
ordo serangga hama ini memnggunakan alat dan bahan ada pun alat tersebut adalah
lup, alat gambar, alat tulis dan bahan yang di gunakan belalang kayu (Valanga
nigricarnis), walang sangit (leptocorisa
acuta), kutu daun (Aphis Sp), lalat buah (Dacus Sp), kumbang kelapa (oryctes
rhinoceros), ulat pisang.
2.3.
Cara Kerja
a)
Setiap
praktikan agar memebuat hasil pengamatan dalam bentuk gamabar dari
masing-masing ordo seranggga hama, yang di gambar adalah :
-
Bentuk
serangga secara keseluruhan
-
Per
masing-masing bagian, yaiitu sayap depan dan belakang , kepala (caput), dada
(thorax), perut (abdoment), dan kaki
-
melakukan
pengklisifikasian (genus, spesies, ordo dan familia)
b)
Gambar hasil
pengamatan(per kelompok) dibuat sebagai laporan sementara yang ditanda tangani
oleh asiasten.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Table 1
No
|
Nama serangga
|
Ordo serangga
|
Tipe perkembangan
|
Tipe alat mulut
|
Bagian tanaman yang diseramg
|
1
|
Belalang kayu
(Valanga
nigricarnis)
|
Orthoptera
|
Paurometabola
|
Menggit mengunyah
|
Daun dan tanggkai yang muda
|
2
|
Walang sangit
(leptocorisa
acuta)
|
Hemiptera
|
Paurometabola
|
Menggit menghisap
|
Malai padi
|
3
|
Kumbang kelapa
(oryctes
rhinoceros)
|
Coloeptera
|
Holometabola
|
Menggit mengunyah
|
Batang kelapa
|
4
|
Kutu daun
(Aphis Sp)
|
Homoptera
|
Paurometabola
|
Menghisap menusuk
|
Daun muda
|
5
|
Lalat buah
(Dacus Sp)
|
Diptera
|
Holometabola
|
Menggit mengunyah menjilat
|
Buah
|
6
|
Ulat pisang
|
Lepideptera
|
holometabola
|
Menghisap menusuk
|
Daun
|
3.2.
Pembahasan
3.2.1.
Belalang kayu
(id.wikipedia.org/wiki/Belalang)
Bagian tubuh belalang terdiri atas sayap kepala,
taranks, sayap depan dan sayab belakang, abdomen dan kaki
Klasifikasi belalang kayu adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus : Valanga
Specific name : Nigricornis
Scientific name : Valanga nigricornis
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus : Valanga
Specific name : Nigricornis
Scientific name : Valanga nigricornis
Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan terhadap Belalang (Valanga nigricornis) memiliki morfologi,
berwarna kecoklatan, memiliki sepasang antenna, 2 buah mata majemuk. Memiliki 2
pasang sayap dimana sayap depan lebih sempit dibanding sayap belakang, 3 pasang
kaki dimana memiliki kaki belakang yang besar. Belalang dapat dikendalikan
dengan cara merawat kumbang endol yang lawanya sebagai parasite
telur belalang.
3.2.2.
Walang sangit
(rumahkuhijau.com)
Bagian-bagian
walang sangit nomer 1 thorax, 2 sayap, 3 abdomen, 4 kaki ,5 antena
Klasifikasi
walang sangit adalah sebagai berikut
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Hemiptera
Famili :
Alydidae
Genus :
Leptocorixa
Spesies :
Acuta
Author : Thunberg
Walang Sangit (Leptocorixa acuta).
Secara umum morfologinya tersusun atas caput tungkai depan, sayap depan, sayap
belakang tungkai belakang, abdomen, toraks, dan antena. Serangga ini memiliki
sayap depan yang keras,tebal,dan tanpa vena. Pengendalian hama walang
sangit dapat dilakukan sebagai berikut: Menanam tanaman secara serentak,
Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar
tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit, menangkap walang
sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap, penangkapan menggunakan
unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga, melakukan pengendalian
hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam
jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
3.2.3.
Kumbang Kelapa
(www.tanindo.com.)
Keterangan bagian-bagian
kumbang kelapa nomer 1 mata, nomer 2 mulut, nomer 3 kaki, nomer 4 kepala, nomer
5 abdomen.
Klasifikasi kumbang kelapa adalah sebagai
berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros L.
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros L.
Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang
kelapa Oryctes rhynoceros memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk menyerupai
huruf ”C”, berukuran seperti biji durian, mempunyai caput, thorax, abdomen, kaki,
mulut, mata, berwarna keputihan. Gejala serangannya yaitu pada daun nampak
berlubang-lubang. Pada fase imago, kumbang Oryctes rhynoceros berwarna gelap
sampai hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi
lurus. Pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan cekungan dangkal pada
permukaan punggung ruas di belakang kepala. Untuk mengendalikan kumbang kelapa
dapat menggunakan jamur antagonis Metarhizium anisopliae. Jamur ini tidak hanya efektif
untuk mengendalikan larva namun juga dapat menginfeksi kumbang.
3.2.4.
Kutu Daun
www.tanindo.com
Klasifikasi kutu
daun adalah sebagai berikut
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hemiptera
Subordo :
Sternorrhyncha
Superfamili
: Aphidoidea
Famili
: Aphididae
Berdasarkan
hasil pengamatan, memiliki ciri morfologi yaitu berwarna putih, mempunyai
caput, thorax, abdomen dan tungkai. Kutu putih
memiliki ciri morfologi yaitu alat mulut menusuk menghisap, ada yang
tidak bersayap, dan ada yang bersayap, nimfa dan imago hidup bergerombol, warna
umumnya hijau ayau, hijau kehitaman, dan kadang-kadang berwarna coklat. Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang
mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh
(suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam,
pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas seluas 0,25 m2. Hitung serangga
dewasa yang ada setiap 2 minggu, pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan
dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma atau dengan menggunakan
mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh langsung serangga
yang di-temukan, pengendalian biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator
dari famili Syrphidae, Menochillus sp., Scymnus sp. (Coccinelidae),
Crysophidae, Lycosidae dan parasitoid Aphytis sp.
3.2.5.
Lalat Buah
(angga1503.wordpress.com)
Klasifikasi lalat buah adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Phyllum :
Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosophila melanogaster
Berdasarkan hasil penelitian morfologi
lalat buah adalah sebagai berikut Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan
berwarna kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak
coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya
terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras. Daur hidup dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit buah. Jumlah telur sekitar
100-120 butir. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas dan menjadi
berenga. Berenga tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan
memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu. Berenga yang telah dewasa
meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah, kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa.. Lama masa
pupa 7-8 hari. Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung keadaan udara.
Dalam satu tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi.
pengendaliannya dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem. Seperti
Pengendalian Bractocera dorsalis yang sudah dilakukan adalah dengan pemanfaatan
musuh alami sebagai agen pengendali. Di
mana dalam aplikasinya perlu ditunjang oleh beberapa hal, yaitu teknik
perbanyakan inangnya yaitu B. dorsalis dengan menggunakan pakan buatan;
eksplorasi, identifikasi musuh alami, yakni parasitopid B. dorsalis serta peranannya dalam pengelolaan
hama lalat buah; dan manipulasi musuh alami melalui praktik agronomis agar
efektif sebagai agen pengendali hayati.
3.2.6.
Ulat
daun pisang
(Wikipedia.com)
Klasifikasi ulat daun pisang adalah sebagai berikut
Nama umum : Erionota thrax (Linnaeus, 1767)
Klasifikasi : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Morfologi
ulat daun pisang dalah sebagai berikut kupu-kupu mengisap madu bunga pisang dan
melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur
pada malam hari, telur diletakkan berkelompok sebanyak ± 25 butir pada daun
pisang yang masih utuh, ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan,
tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih
kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin, pupa berada di dalam gulungan daun,
berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan
mempunyai belalai (probosis). Siklus hidup di Bogor berkisar antara
5 – 6 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar